Ruben Amorim, pelatih asal Portugal yang memimpin Manchester United sejak November 2024, mengalami masa-masa sulit yang sangat menantang hanya dua bulan setelah pengangkatannya.
Kondisi tim yang buruk dan suasana klub yang penuh tekanan membuatnya hampir mempertimbangkan untuk mundur dari jabatannya, terutama setelah rentetan hasil negatif yang membuat masa depannya di Old Trafford menjadi tanda tanya besar. Berikut ini, kami akan memberikan info menarik seputar sepak bola internasional dan tentunya telah kami rangkum di SPORTS ZILLA BLOG.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Masa Sulit dan Tekanan Berat di Old Trafford
Sepanjang dua bulan awal kepemimpinannya, Ruben Amorim mengalami tekanan luar biasa. Manchester United hanya mampu meraih satu kemenangan dari delapan pertandingan awal, sebuah performa yang jauh dari harapan besar yang disematkan kepadanya ketika ditunjuk sebagai pelatih utama. Kekalahan 1-3 dari Brighton & Hove Albion di kandang sendiri menjadi salah satu momen paling berat yang memperparah keadaan. Melihat hasil ini, Amorim sempat meledak emosi dan bahkan merusak televisi di ruang ganti sebagai tanda frustrasi mendalam atas situasi klub yang terpuruk.
Setelah kekalahan tersebut, Amori sempat dilanda keputusasaan dan perasaan jenuh yang sangat berat. Sampai ia benar-benar mempertimbangkan untuk mundur dari jabatannya. Namun, berkat dukungan kuat yang didapatkan dari orang-orang terdekat, staf pelatih dan tim manajemen Manchester United. Amorim akhirnya memilih untuk tetap bertahan dan menghadapi tantangan berat di depan mata.
Dukungan Penuh dari Manajemen Manchester United
Kunci dari keputusan Ruben Amorim untuk bertahan adalah dukungan penuh yang diberikan oleh jajaran petinggi klub. CEO Manchester United, Omar Berrada, serta beberapa pejabat senior lainnya memberikan keyakinan dan jaminan terhadap kemampuan pelatih asal Portugal tersebut.
Bahkan Sir Jim Ratcliffe, pemilik klub melalui perwakilan INEOS, menegaskan komitmennya untuk tetap mendukung Amorim di tengah masa sulit ini. Pernyataan resmi klub sangat jelas, bahwa tidak ada diskusi atau pembicaraan resmi mengenai pemecatan atau pengunduran diri sang pelatih. Sehingga mereka bertekad memberi Amorim waktu yang cukup untuk membangun tim sesuai visi dan strateginya.
Baca Juga: Patrice Evra Tegas: Usia Bukan Alasan, Bruno Fernandes Wajib Dipertahankan!
Performa dan Tantangan Ruben Amorim di Musim 2024-2025
Kinerja Manchester United bersama Ruben Amorim memang cukup memprihatinkan. Statistik menunjukkan bahwa di bawah kepelatihannya, MU hanya memenangkan sekitar 39,5% dari semua pertandingan dan persentase kemenangan di Liga Inggris bahkan menurun menjadi 24%. Catatan yang cukup mengecewakan ini memperburuk posisi klub di klasemen. Dengan Setan Merah terancam tampil dengan musim terburuk sejak degradasi pada 1930-1931, berada di posisi ke-16 klasemen Liga Premier.
Momentum terendah terjadi setelah kekalahan menghadapi West Ham United dengan skor 0-2 yang semakin memperpanjang rekor tanpa kemenangan United. Hal ini telah menjadi tujuh pertandingan beruntun di Liga Inggris. Dalam konferensi pers usai pertandingan, Amorim secara terbuka mengekspresikan kekecewaannya terhadap mentalitas dan budaya klub yang menurutnya sudah kehilangan jati diri dan rasa takut kalah yang dahulu menjadi ciri khas klub besar.
Bursa Transfer dan Perkuatan Tim Musim Panas
Walau menghadapi tekanan dan situasi sulit, Ruben Amorim telah mulai mempersiapkan langkah strategis untuk memperbaiki posisi MU, terutama menghadapi bursa transfer musim panas. Klub berencana memberikan dukungan penuh dalam memperkuat skuadnya. Beberapa target pemain yang sudah masuk tahap pembicaraan, seperti Matheus Cunha dari Wolverhampton Wanderers dan Liam Delap dari Ipswich Town. Menjadi sasaran utama untuk memperbaiki lini serang dan menambah kedalaman skuad.
Di sisi lain, untuk mendukung kebijakan transfer, Manchester United juga berencana melepas beberapa pemain, termasuk Marcus Rashford, untuk menambah dana belanja transfer musim panas. Hal ini menunjukkan keinginan klub untuk melakukan perombakan yang signifikan demi memperbaiki performa pada musim berikutnya.